15. Kalau sempat, akan ku ceritakan nanti.
Semua sama saja seperti 2 tahun sebelumnya, menjalani hari selayaknya anak sekolah. Hanya saja, yang berbeda ditahun terakhir ini mereka jadi lebih peka soal rasa. Walaupun kadang aku tak tau jika itu nyata.
Itu sih terserah mereka, berminggu-minggu berlalu juga aku masih lebih suka mendengar mereka bercerita daripada terlibat langsung didalamnya, sudah cukup dengan menonton drama Rachel dan Farel saja.
Ngomong-ngomong, itu soal rasa bukannya tidak ada ya, aku tidak seaneh itu sebagai pria, tapi hanya malas memikirkannya. Malah terkadang mereka suka meminta nasehatku untuk bagaimana menjalaninya, aku bisa apa.
Ku jawab saja sebisaku, dan atas nama teman mereka tetap mendengarnya.
Semua bisa diselesaikan dengan baik.
Begitu kira-kira jawaban yang ku berikan, lalu mau apalagi memangnya. Aku lebih suka melihat mereka bahagia daripada sebaliknya, karna aku hanya perlu pasang telinga untuk mendengar semua cerita kesenangannya tanpa perlu mempersiapkan kata untuk membalas keluhannya. Ini semua gara-gara monyet.
Itu sih terserah mereka, berminggu-minggu berlalu juga aku masih lebih suka mendengar mereka bercerita daripada terlibat langsung didalamnya, sudah cukup dengan menonton drama Rachel dan Farel saja.
Ngomong-ngomong, itu soal rasa bukannya tidak ada ya, aku tidak seaneh itu sebagai pria, tapi hanya malas memikirkannya. Malah terkadang mereka suka meminta nasehatku untuk bagaimana menjalaninya, aku bisa apa.
Ku jawab saja sebisaku, dan atas nama teman mereka tetap mendengarnya.
Semua bisa diselesaikan dengan baik.
Begitu kira-kira jawaban yang ku berikan, lalu mau apalagi memangnya. Aku lebih suka melihat mereka bahagia daripada sebaliknya, karna aku hanya perlu pasang telinga untuk mendengar semua cerita kesenangannya tanpa perlu mempersiapkan kata untuk membalas keluhannya. Ini semua gara-gara monyet.
Komentar
Posting Komentar