9. Kalau sempat, akan ku ceritakan nanti.
•Murid baru kelasku•
Tiba dikelas baru pertamaku, kelas 4 sekolah dasar waktu itu. Aku juga murid pindahan disini dan sebagai salah satu murid pindahan, aku lumayan bisa menggambil peran.
Baju seragam merah dan putih, sepatu baru, dasi bertali karet serta ikat pinggang yang ku ikat kuat sampai hampir ke perut.
Ku perkenalkan diriku didepan mereka puluhan manusia-manusia baru, suasana yang harus siap kuterima pagi itu apalagi setelah bunda pergi meninggalkanku, tak ada omongan setelahnya, hanya titip salam dan beranggapan semuanya pasti baik saja.
Berbeda denganku, ditambah dengan puluhan pasang mata yang memperlihatkan tanda heran. Menghadapku, serta canggung untuk berkenalan dengan mereka satu per satu. Tak apa kataku, ini biasa terjadi. Aku cuma orang baru yang tiba-tiba hadir dalam satu suasana baru, aku hanya butuh waktu lebih lama untuk menghafal bentuk dan nama mereka.
Tiba dikelas baru pertamaku, kelas 4 sekolah dasar waktu itu. Aku juga murid pindahan disini dan sebagai salah satu murid pindahan, aku lumayan bisa menggambil peran.
Baju seragam merah dan putih, sepatu baru, dasi bertali karet serta ikat pinggang yang ku ikat kuat sampai hampir ke perut.
Ku perkenalkan diriku didepan mereka puluhan manusia-manusia baru, suasana yang harus siap kuterima pagi itu apalagi setelah bunda pergi meninggalkanku, tak ada omongan setelahnya, hanya titip salam dan beranggapan semuanya pasti baik saja.
Berbeda denganku, ditambah dengan puluhan pasang mata yang memperlihatkan tanda heran. Menghadapku, serta canggung untuk berkenalan dengan mereka satu per satu. Tak apa kataku, ini biasa terjadi. Aku cuma orang baru yang tiba-tiba hadir dalam satu suasana baru, aku hanya butuh waktu lebih lama untuk menghafal bentuk dan nama mereka.
Komentar
Posting Komentar