26. Kalau sempat, akan ku ceritakan nanti.

Iya. Sepertinya mulai hari itu, aku punya satu alasan kenapa dia ini jadi punya satu senyum yang lebar setelah kedatanganmu.
Sehari setelahnya juga begitu, karna dia masih teman semeja ku dan akan terus seperti itu sampai akhir tahun ini selesai.
Mungkin ini baru beberapa hari setelah kemarin, aku juga belum mendengar apapun darinya, sekian lama tak lagi jadi pendengarnya, bisa saja dia malu memulainya atau dia belum siap karna kamu yang baru.

Aku penasaran.
Soal dia juga, pernah ada waktu dimana aku coba menanyakan hal semacam itu, apa kamu suka dia. Lalu dia diam, menunduk, sedikit tersenyum. Ku anggap sebagai iya waktu itu.

Seharusnya itu beralasan jika dia mau aku membantunya. Aku tau dia memang agak pendiam dan kadang juga melihatmu dari jauh, tentu terlihat karna aku memperhatikannya. Dan ntah dari mana dia sepertinya paham lebih jauh tentang si anak baru ini, wajahnya saja aku tak begitu tau.

Si anak baru itu lebih suka berdiam diri dikelas dan masih tetap jarang berbicara, jadi kita.
Ehh, maksud ku, aku tidak terlalu memperhatikan nya. Iya seperti itu.