27. Kalau sempat, akan ku ceritakan nanti.

Maaf, aku betul lupa soal harinya. Ku hitung ini ke empat ya.
Jadi agak sulit karna sudah bertahun-tahun lalu.
Yang ke empat, dan untuk yang kedua kalinya, aku bertanya apa dia benar suka, meski sudah ku anggap iya tapi tetap mau ku ulangi, terlebih aku juga ingin tau alasannya.
Kali ini dia menjawab. Dengan tertawa, dilanjut dengan omongan tak masuk akal.
Sudahi saja peranmu, kamu kurang pantas bermain drama. Sudah tak perlu lagi ditutup-tutupi, akan aku bantu. Memangnya, aku tak mengerti apa maksudnya.

~

"Ehh, tunggu. Aku malu jika tau-tau memegang pundakmu, sepertinya juga kurang sopan. Bagaimana ini cara menyampaikannya. Kalau ku sapa bagaimana? 'Halo' misalnya. Apa kamu segan menoleh kebelakang?.
Ahh, yang benar saja aku mau membantu dia ini, aku bahkan belum pernah berpapasan denganmu atau juga memanggilmu, sekedar nama saja aku tidak tau.
Ini bisa terlihat mudah karna aku mengenal teman-temanku yang lain, kamu ku anggap pengecualian. Jadi jangan langsung beranggapan bahwa aku pengecut. Kamu curang.
Yah tapi juga tidak bisa langsung menyalahkanmu, mungkin kita sedikit berlawanan kali ini. Kamu pendiam sedangkan aku sedikit berlawanan dengan itu, sedikit.
Mungkin juga karna itu, sudah hampir seminggu kamu disini, kita kurang berinteraksi.
Jadi, buat apa lama-lama berdiam diri dibelakang mu ini.

Komentar